Perencanaan Wilayah
dan Kota (n)
Sekolah perencana dewasa ini tidak begitu memilik andil yang besar dalam perkembangan kawasan di Indonesia. Kenapa tidak, hasil dokumen perencanaan seringkali hanya dijadikan "Pedoman Semu" dari perjalanan ke-tataruangan-an oleh pemerintah maupun masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Pada dasarnya sah-sah saja. Terserah, apakah itu akan menjadi masalah ataupun potensi, yang pasti Sekolah Perencana akan tetap dibutuhkan dan terus ada. minimal untuk menampung para "fakir" ijazah Indonesia.
Di kampus PWK Kota Pahlawan.
Sebuah masalah muncul pada kesempatan dimana raga ini memegang keputusan strategis di tataran Mahasiswa. Keberadaan kantin "ilegal" di ruang tamu kampus, atau saya perhalus keberadaan dapur di dekat pintu masuk rumah kita. Dari perspektif pedagang, mereka telah membayar "panja" kepada "yang diberi wewenang". sementara dari sisi birokrasi merasa "tidak tepat" dan cenderung salah ketika keberadaan kantin berada di pintu masuk tempat kita akan menerima tamu pertama kali. first impression yang akan terbentuk akan merusak citra kampus sebagai kampus perencana. singkatnya begitu.
Dan akan menjadi "tidak pantas" lagi ketika meletakkan dapur di
dekat ruang tamu pada
Sekolah perencana yang notabene memiliki "kelebihan" kapasitas pengetahuan di bidang penatan dan perencanaan. Sekolah perencana namun memiliki lingkungan sekitar yang tidak terencana. Patut diragukan kredibilitas dosen, tenaga pendidik, bahkan mahasiswa PWK sendiri!!
Sektor informal
Sektor informal pasti
akan terus ada di tataran sebuah kota, baik secara makro maupun mikro dalam lingkup kampus. Informal sector is everything that unregistered, unregulated, and unorganized (Beinda Ulfa, 2016). Sehingga kantin kita tercinta pada dasarnya adalah sektor informal itu tadi. pertanyaan besar bagi kita mahasiswa adalah: BAGAIMANA CARANYA MENYELESAIKAN PERMASALAHAN TSB??
Jawabannya tentu dengan menggunakan keilmuan yang telah kita pelajari di Sekolah Perencanaan ini...
Check this out!!
Check this out!!
Berikut adalah Karya dari Teman saya: Galih Alco Pratama (Asal Lumajang). kecintaannya pada ranah Entrepreuner yang dipadu dengan keilmuan Socio Enginering-nya berhasil menyelesaikan masalah persengketaan kantin kita.
Dengan menggunakan metode FISHBONE dari pengalaman mata kuliah Pengembangan Masyarakat. Galih mampu menyederhanakan keilmuannya dan mampu memanfaatkan dan BERMANFAAT bagi ormawanya, lingkungan sekitar, dan bahkan bagi Indonesia sendiri (Karena dai Cak Lumajang)
Sekian tulisan ini, mudah2an dapat bermanfaat dan mampu menginspirasi mahasiswa seluruh penjuru dunia untuk mau mempraktekkan keilmuannya bahkan pada permasalahan dalam lingkup terdekat, terkecil, dan tersimple..
"Apa gunannya ilmu banyak tapi tidak pernah dipraktekkan?? apa gunanya namamu melangit atas prestasi indivividualmu, namun tak pernah bermanfaat bagi sekitarmu"
SALAM,
3614100089
3614100089

No comments:
Post a Comment