Inspiratif adalah bukti pengaktualisasian diri yang
tepat sasaran. Dalam salah satu agama samawi (baca:islam) mengispirasi dapat
diartikan bahwa “kita” bermanfaat bagi orang lain. Khoirunnas yanfau’nnas. Sebaik-baiknya manusia adalah yang
meng”inspirasi” bagi manusia lainnya. Sepanjang sejarah manusia ada banyak
inspirator berrmunculan. Mereka mampu mengispirasi orang-orang di sekitarnya
dan tidak sedikit pula yang berhasil merevolusi orang-orang di sekitarnya.Karena
mereka melakukan apa yang orang lain tidak (berani) lakukan. Seseorang yang
mengispirasi mampu membangkitkan kelompoknya tanpa harus berbuat banyak hal,
dalam arti ia telah melakukan hal yang kecil namun berdampak besar bagi sesama.
Nabi Muhammad SAW adalah Inspirator terbaik
sepanjang sejarah umat manusia. Di susul Isaac Newton di posisi ke-2. Peringkat
ke-10 ada ilmuan nyentrik Albert Einstein. Itulah sederet nama besar yang
sering dijadikan inspirator kita. Namun seperti kata pepatah “..semut di ujung pulau begitu jelas
terlihat, namun gajah di pelupuk mata tak pernah diperhatikan..” seringkali
kita melihat terlalu mendongak ke atas dan lupa dengan orang-orang yang “sesungguhnya”
mampu menginspirasi. Orang tua adalah salah satunya, betapa mungkinnya kita
menjadikan orang tua kita sebagai inspirator kehidupan. Teman indekos,
pasangan, teman sekelas, ibu penjaga kantin, seseorang yang baru kita kenal
tadi pagi hingga para penjual asongan. Semuanya bisa mengispirasi kita.
Tergantung kita yang melayangkan penilaian tentang pada hal apa mereka
mengispirasi kita.
Sebuah pepatah mengatakan “..jika engkau tak mampu menjadi cahaya, maka jadilah cermin yang
memantulkan cahaya tersebut..”. cahaya ibarat ide atau gagasan dari
inspirator yang kita masukkan ke dalam list
benak kita laksana menentukan urutan lagu terbaik di gadget kita. Dimana ada
urutan yang membedakan reaksi kita terhadap siapa yang berbicara. Banyak orang
meletakkan orang tua di urutan teratas. Tokoh inspiratif dunia, pahlawan
bangsa, presiden, artis boyband korea, artis Ganteng-Ganteng Serigala, penyanyi Sakitnya Tuh Disini, hingga kakak manis atau mas-mas ganteng yang
duduk di pojok sana. Pernah kita mendengar celetukan “kalau guwa sekelas ama si L gua bakalan masuk kuliah terus”. Bahkan
dari hal sekecil itu pun sebenarnya inspirasi telah merasuki kita. Walaupun
dari si “L” yang ada di pojok sana.
Inspiratif juga tak bisa kita pisahkan dengan
renjana/passion kita. Pribadi yang
bisa mengispirasi kita biasanya memiliki kesamaan renjana dengan kita. Hanya
saja ia telah lebih dulu menggapai segala yang kita inginkan. Layaknya Monkey
D. Luffy yang ingin menjadi Raja Bajak Laut karena terinspirasi oleh Shaks
dalam cerita One Piece. ataupun
seperti para filsuf permulaan yang saling mengispirasi yang notabene memiliki
hubungan guru-murid, Socrates mengajari Plato, Plato mengajari Aristoteles dan
Aristoteles mengispirasi Alexander Agung sang penguasa Macedonia. Semua berawal
dari jalan mana yang kita pilih dan siapa yang kita putuskan untuk menjadi
inspirasi kita.
Meneladani Pribadi yang inspiratif itu pada
dasarnya tidaklah sulit. Kesulitannya adalah mempraktikkan apa yang kita dapat
dari Sang inspirator. Ketika kita mampu mempraktikkan apakah itu gagasan, ide,
kebiasaan, langkah kerja hingga cara berfikir inspirator kita maka kita akan
mampu menjadi ia atau mereka. Bahkan bisa saja melampauinya. Asalkan kita mampu
berusaha lebih keras dari mereka dan jadilah kita pribadi yang inspiratif
tersebut. Sebuah berita dari afrika mengatakan “setiap pagi di Afrika, seekor kijang terjaga, Ia tahu ia harus berlari
lebih cepat dari singa tercepat, atau ia akan mati. Dan setiap pagi seekor
singa terjaga.ia tahu ia harus bias mengejar kijang terlambat, atau ia akan
mati kelaparan. Tidak peduli anda singa atau kijang. Ketika matahari mulai
terbit, anda harus mulai berlari..” Just Do It!!
Sumber foto: http://genius.com/Aesop-the-lion-and-the-hare-annotated#note-1621717

No comments:
Post a Comment