Monday, September 7, 2015

Pembangunan, Pengembang, dan Realitas


" Terus membinan, meninggikan pilar-pilar,
 memperluas jarahan, dan lupa semua ada batasnya"




Manusia memiliki naluri oppurtunis tinggi. maksud saya "sebagian" manusia, karena tentu ada manusia lain yang masih berpikiran althuristic. Kota, bicara tentang kota kita selalu mengasosiasikan kota dengan lambang kemajuan, simbolisasi modernisme, bahkan Nikmat Dunia, kotalah jawabannya. Sedikit mengulas apa yang ditekankan dosen saya di kelas. "..sebuah pembangunan yang berkelanjutan disokong oleh tiga aspek penting Ekologi, Sosial, dan Ekonomi. Bukan Ekonomi, Sosial, dan Ekologi.." Penekanan terhadap urutan tersebut menegaskan Ekologi/Lingkungan  lebih di utamakan dari pada sosial dan ekonomi..dalam Pembangunan berkelanjutan tentunya.


Senin (7/9/15) Kompas melansir berita penganugrahan Pengembang terbaik. Sebagai peraih The Best Developer Indonesia Property Award 2015 yaitu Sinarmas Co.Ltd. mengalahkan Citraland Co.Ltd. Pada gelaran tersebut Ensigns Co.Ltd. mengambil peran menyelenggarakan yang notabene juga penyelenggara Asia Property Awards, mereka telah teruji sejak 2005. Penilaian berdasarkan ketepatan dan kecepatan waktu membangun, kualitas produk bangunan, konsep pengembangan, kelengkapan fasilitas dan fitur proyek, hingga mampu bersaing secara global..

Sama sekali tidak kita temukan istilahl "Lingkungan" dalam kriteria penilaian di atas. Apakah Pengembang begitu butanya pada keadaan dan kondisi lingkungannya? Apakah pengembang tidak ingin menciptakan kota yang baik untuk anak cucunya? apakah keuntungan seorang pengembang bisa bertahan tujuh turunan secara ekonomi? atau apakah Lingkungan tidak begitu bermanfaat bagi kita?

Memang benar jika kita berfikir idealis, bahwa pengembang hanya bertugas menyediakan katalisator bagi kemajuan property di Indonesia. memang benar juga, bila property yang dihasilkan demi kemajuan Indonesia juga. bahkan tanpa adanya property mungkin saja negara ini akan pailit karena tak mampu menarik  investor luar negeri untuk menanamkan pundi-pundi uangnya di Indonesia.
"Penyelenggaraan event penganugrahan ini guna merealisasikan Ibu Kota RI secara terpadu yang dilengkapi pusat komersial, kawasan industry, pusat belanja, dan pusat konvensi dengan baik dan cepat tepat waktu." dikutip dari sumber yang sama, kembali kita di-mindset-kan bahwa ibu kota, metropolitan, dan rumah kita adalah sebuah pusat industry dan komersial. memang benar sebuah kota adalah wilayah yang kegiatan non-pertaniannya dominan.Tapi apakah Kota tidak diizinkan untuk ditumbuhi makhluk hidup lain?(Tumbuhan)?.




“Ketika pohon terakhir sudah kita tebang, ketika sungai terakhir sudah tercemar dan ketika ikan terakhir sudah ditagkap, pada saat itu kita baru akan sadar bahwa uang tak bisa kita makan”Greenpeace.org




Gambar:
http://nickogusthiarakbar.blogspot.co.id/2014/01/hubungan-iptek-dengan-kemajuan.html
http://content.time.com/time/travel/cityguide/article/0,31489,1843404_1843415_2114553,00.html

No comments:

Post a Comment